Saturday, September 17, 2016

Kemilau Debu Berlian

Debu berlian (diamond dust) ialah kabut es dekat permukaan. Hal ini merupakan sebuah fenomena meteorologika yang terjadi pada daerah sangat dingin, yaitu pada titik -39°C, jauh lebih rendah dari titik bekunya pada 0°C. Fenomena semacam ini biasanya hanya terjadi pada daerah bertemperatur rendah, seperti di Antartika dan Arktik. Namun, debu berlian juga dapat terjadi di mana saja asalkan suhunya di bawah titik beku. Di daerah kutub fenomena debu berlian dapat terus berlangsung selama beberapa hari tanpa henti.

Debu Berlian
Fenomena debu berlian terjadi ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan bumi dan memantulkan cahaya matahari. Hal ini pun dapat menyebabkan berbagai tipe halo, seperti semburat cahaya berkilauan bak berlian yang bertebaran di udara. Halo atau nimbus merupakan fenomena optik berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dan bulan, kadang-kadang terjadi juga pada sumber cahaya lain, seperti lampu. Pada umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5-10 km di lapisan atas troposfer. Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es.

Apabila kristal es ini tersusun random, terbentuklah efek halo matahari, tetapi apabila tersusun berlapis, cahaya matahari akan dibelokkan secara horisontal hingga terbentuklah sundog. Sundog adalah fenomena di atmosfer berupa spot cahaya yang terang yang mengakibatkan bumi seakan-akan memiliki empat matahari. Sundog terjadi ketika kristal es yang tersusun berlapis tadi memantulkan cahaya matahari dengan sudut minimal 220°.

Selanjutnya, apabila cahaya matahari melewati butiran air hujan, terbentuklah pelangi. Kristal es akan membias seperti menembus kaca prisma dan keluar menjadi spektrum warna pelangi. Cahaya matahari akan direfleksikan dan dibiaskan oleh kristal es yang berbentuk batang atau prisma sehigga cahaya matahari terpecah kedalam bermacam warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu.

Fenomena alam tersebut dimulai pada pagi hari ketika mentari mulai memancarkan sinarnya. Dengan adanya pancaran radiasi matahari, udara menjadi hangat dan menebarkan banyak uap air yang kemudian bercampur dengan udara dingin di dekat permukaan. Percampuran udara ini biasanya akan membawa uap air ke udara dekat permukaan sehingga kelembaban relatif dari udara dekat permukaan turut meningkat. Apabila kenaikan kelembaban relatif dekat permukaan cukup besar, kristal es pun terbentuk. Kelembaban relatif menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran udara dalam fase gas.

1 comment: