Debu berlian (diamond dust) ialah kabut es
dekat permukaan. Hal ini merupakan sebuah fenomena meteorologika yang terjadi
pada daerah sangat dingin, yaitu pada titik -39°C, jauh lebih rendah dari titik
bekunya pada 0°C. Fenomena semacam ini biasanya hanya terjadi pada daerah
bertemperatur rendah, seperti di Antartika dan Arktik. Namun, debu berlian juga
dapat terjadi di mana saja asalkan suhunya di bawah titik beku. Di daerah kutub
fenomena debu berlian dapat terus berlangsung selama beberapa hari tanpa henti.
Fenomena debu
berlian terjadi ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan bumi dan
memantulkan cahaya matahari. Hal ini pun dapat menyebabkan berbagai tipe halo,
seperti semburat cahaya berkilauan bak berlian yang bertebaran di udara. Halo
atau nimbus merupakan fenomena optik berupa lingkaran cahaya di sekitar
matahari dan bulan, kadang-kadang terjadi juga pada sumber cahaya lain, seperti
lampu. Pada umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5-10 km
di lapisan atas troposfer. Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal
es.
Apabila kristal es ini tersusun random, terbentuklah
efek halo matahari, tetapi apabila tersusun berlapis, cahaya matahari akan dibelokkan
secara horisontal hingga terbentuklah sundog.
Sundog adalah fenomena di atmosfer
berupa spot cahaya yang terang yang mengakibatkan bumi seakan-akan memiliki
empat matahari. Sundog terjadi ketika
kristal es yang tersusun berlapis tadi memantulkan cahaya matahari dengan sudut
minimal 220°.
Selanjutnya, apabila cahaya matahari melewati butiran
air hujan, terbentuklah pelangi. Kristal es akan membias seperti menembus kaca prisma
dan keluar menjadi spektrum warna pelangi. Cahaya matahari akan direfleksikan
dan dibiaskan oleh kristal es yang
berbentuk batang atau prisma sehigga cahaya matahari terpecah kedalam bermacam
warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu.
Fenomena alam tersebut dimulai pada pagi hari ketika
mentari mulai memancarkan sinarnya. Dengan adanya pancaran radiasi matahari,
udara menjadi hangat dan menebarkan banyak uap air yang kemudian bercampur
dengan udara dingin di dekat permukaan. Percampuran udara ini biasanya akan
membawa uap air ke udara dekat permukaan sehingga kelembaban relatif dari udara
dekat permukaan turut meningkat. Apabila kenaikan kelembaban relatif dekat
permukaan cukup besar, kristal es pun
terbentuk. Kelembaban relatif menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di
dalam campuran udara dalam fase gas.
cantil sekali yah kemilaunya
ReplyDeleteexcavator pc 200 komatsu