Thursday, August 25, 2016

Sekilas Info tentang Silikon Karbida

Silikon karbida (silicon carbide) atau juga dikenal dengan carborundum adalah suatu turunan senyawa silikon dengan rumus molekul SiC yang terbentuk melalui ikatan kovalen antara unsur Si dan C. SiC memiliki kelebihan, antara lain: berat relatif rendah, kekerasan tinggi, kekuatan mekanik baik, tahan oksidasi, tahan rayapan, tahan erosi, korosi baik, konduktivitas listrik dan termal tinggi. Selain itu, material mentah SiC relatif murah dan dapat dibuat dalam bentuk-bentuk rumit sehingga memungkinkan untuk disiasati melalui proses fabrikasi konvensional.

Di udara silikon karbida membentuk oksida pelindung pada suhu 1100°C dan dapat digunakan hingga mencapai 1700°C sehingga sangat efektif sebagai bahan tahan peluru. Silikon karbida merupakan salah satu material keramik non-oksida paling penting yang dihasilkan pada skala besar dalam bentuk cetakan, bentuk bubuk (powder), dan lapisan tipis.

Silikon karbida pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh Edward Goodrich Acheson pada tahun 1891 ketika dia sedang berusaha membuat intan tiruan. Pada saat itu Acheson memanaskan campuran tanah liat dan batubara dalam suatu mangkuk besi. Mangkuk besi tersebut dan batang karbon berfungsi sebagai elektroda. Kemudian dihasilkanlah kristal berwarna hijau pada bagian elektroda karbon. Dia pun mengira bahwa butiran kristal tersebut adalah hasil campuran antara aluminium dan karbon sehingga dinamakan carborundum (nama mineral alumina adalah corundum).

Silikon Karbida: Bahan Amplas Sintetis
Karena mineral baru tersebut memiliki kekerasan yang hampir sama dengan intan, mineral tersebut mulai digunakan di dalam industri amplas. Namun, sekarang penggunaan SiC luas sekali. Silikon karbida (SiC) dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan ketahanan panas dan keausan yang tinggi, seperti elemen pemanas, perlengkapan dapur bertemperatur tinggi, varistor, piringan gerinda, bahan amplas, dan light emitting diode (LED). Bahkan, baru-baru ini SiC merupakan salah satu kandidat untuk material struktural di reaktor fisi dan fusi nuklir karena sifat radioaktivitasnya yang rendah dan ketahanannya dalam radiasi neutron.

Secara umum SiC bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu SiC sebagai keramik fungsional dan SiC sebagai keramik struktural. SiC sebagai keramik struktural merupakan material terkeras ketiga setelah diamond dan cubic BN. Namun, SiC sulit sekali mendapatkan densitas yang tinggi tanpa bantuan aditif. Contoh: Untuk mendapatkan SiC murni dengan densitas tinggi setidaknya dibutuhkan suhu minimal 2500°C dengan tekanan 50 MPa. Nah, temperatur dan tekanan setinggi itu tentulah sangat tidak ekonomis untuk industri sehingga ditambahkanlah aditif.

Meskipun demikian, aditif seperti Al2O3 dan Y2O3 yang jadi fasa liquid akan melunak pada saat diaplikasikan dengan temperatur tinggi. Alhasil, setelah ditambahkan aditif tersebut, sifat-sifat SiC juga akan menurun. Maka, para peneliti berlomba-lomba untuk membuat SiC tanpa aditif pada suhu dan tekanan yang relatif rendah tetapi belum ada yang berhasil.

Wednesday, August 17, 2016

Penggunaan Amplas Basah untuk Mebel Kayu

Lama kelamaan mebel kayu bisa terlihat semakin kusam. Namun, Anda bisa membuatnya kembali halus dan mengkilap dengan menggunakan amplas. Prinsip utamanya adalah menghilangkan cacat kayu, seperti noda pada kayu sebersih mungkin. Pengamplasan dilakukan untuk mengikis permukaan kayu yang tampak kurang sedap dipandang.

Pada umumnya, amplas kering digunakan untuk menggosok permukaan perabotan kayu. Namun, tidak ada salahnya jika Anda ingin menggunakan amplas basah untuk mengkilapkan mebel kayu lama Anda. Untuk melakukan pekerjaan ini, Anda membutuhkan sarung tangan karet. Selain itu, perlu diketahui bahwa pengamplasan basah akan membutuhkan banyak waktu. Meskipun pengamplasan basah tidak menimbulkan debu yang beterbangan, kotoran mebel hasil pengamplasan tetap ada dan ini pun dapat mengotori pakaian Anda.

Pengamplasan Bertahap
Nah, sebelum melakukan pengamplasan basah, pastikan Anda telah menyiapkan seember air dan beberapa amplas kayu dengan tingkat kekasaran yang berbeda untuk mempermudah pekerjaan Anda. Kebanyakan orang berpikir bahwa dengan menggunakan amplas paling halus akan mendapatkan permukaan kayu yang baik pula. Ini tidak benar karena sesungguhnya lebih baik pengamplasan dilakukan secara bertahap berdasarkan grit (tingkat kekasaran) amplas. Beberapa jenis amplas dibuat berdasarkan jenis material, misalnya ada amplas yang khusus dibuat untuk kayu yang keras. Pilihlah amplas yang partikelnya tidak mudah rontok.

Untuk tahap awal, Anda bisa menggunakan amplas dengan grit 400-500. Gosok-gosokkan amplas yang telah dibasahi air ke atas permukaan mebel secara merata. Ketika amplas menjadi kering, celupkan kembali ke dalam air hingga basah. Selanjutnya, jangan lupa membersihkan kotoran hasil pengamplasan dari permukaan mebel.

Kemudian untuk tahap kedua, gunakan amplas grit 600 yang juga telah dibasahi air dan bersihkan pula setiap kotoran yang tertinggal di atas permukaan mebel. Lalu biarkan hingga benar-benar kering, setidaknya semalam. Keesokan harinya gunakan amplas basah dengan grit 1000 lalu tahap selanjutnya gunakan amplas basah dengan grit 1500-2000. Setelah pengamplasan selesai, Anda perlu segera melakukan finishing ke atas permukaan mebel. Nah, dengan demikian mebel lama Anda akan terlihat seperti baru kembali.

Cara Mengamplas Perabotan Kayu

Sebelum mempercantik sebuah benda biasanya kita harus mengamplasnya terlebih dahulu. Kedengarannya mengamplas paling mudah dilakukan di antara berbagai pekerjaan menukang lainnya. Namun, jika salah memilih amplas dan teknik mengamplas, bisa-bisa merusak permukaan benda itu sendiri.

Amplas kayu terbuat dari partikel batu granit dan tidak boleh terkena air. Untuk tingkat kekasaran (grit) amplas kayu biasa adalah 40, 60, 80,100,120,150, 220, 300, 400, dan 500. Semakin besar gritnya, amplas semakin halus. Amplas halus biasanya digunakan untuk menghaluskan kayu polos yang baru dibentuk sedangkan amplas kasar untuk menghilangkan permukaan kayu yang sudah dicat.

Mengamplas Perabotan Kayu yang Datar
Amplas Balok
Untuk mengamplas kayu dengan permukaaan datar, seperti meja, kursi, kusen dan pigura, Anda bisa menggunakan balok kayu yang dilapisi bahan lunak atau karet bekas sandal yang dipotong persegi sebagai pegangan saat mengamplas. Caranya bungkuslah bahan tersebut dengan amplas lalu mulailah mengamplas seperti biasa. Ini bertujuan menjaga kestabilan amplas dan membuat tangan Anda terhindar dari kemungkinan luka karena goresan.

Mengamplas Perabotan Kayu Berbentuk Bulat
Untuk mengamplas kayu berbentuk bulat, seperti kaki kursi dan meja, teknik pengamplasannya sedikit berbeda karna pengamplasan dengan cara menggosok pasti tidak bisa membersihkan secara keseluruhan. Untuk itu, gunakan amplas yang dipotong agak panjang lalu lingkarkan pada kayu bulat tersebut. Selanjutnya, gosokkan dengan arah ke kiri dan ke kanan seperti pada saat Anda menggosokkan handuk pada tubuh.

Mengamplas Ukiran Bagian Luar
Berhati-hatilah pada saat mengamplas permukaan ukiran yang menonjol. Apabila kita menggosok ukiran tersebut seperti menggosok kayu yang datar, kayu dan ukirannya bisa rusak. Maka dari itu, gunakan bantuan jari telunjuk untuk mengamplas ukiran bagian luar yang menonjol satu per satu hingga halus.

Mengamplas Ukiran Bagian Dalam
Untuk mengamplas ukiran bagian dalam, diperlukan amplas dengan ukuran yang kecil. Kemudian tekuk amplas membulat atau meruncing untuk mempermudah masuk ke bagian yang tak terjangkau. Gosokkan amplas secara perlahan-lahan ke bagian dalam ukiran. Anda juga dapat menggulung amplas hingga seukuran bolpoin lalu masukkan ke sela-sela ukiran yang berlubang dengan cara ditarik secara maju mundur. 

Setelah pengamplasan, bersihkan pula debu-debu yang menempel pada kayu dengan alat semprot angin bertekanan atau kain kering yang bersih. Kemudian sebisa mungkin langsung lakukan finishing setelah kayu bersih. Jangan menunda terlalu lama karena debu-debu akan menempel kembali dalam beberapa jam.

Saturday, August 6, 2016

Amplas Basah dan Amplas Kering

Berdasarkan penggunaannya, amplas dibedakan menjadi dua, yakni: amplas basah dan amplas kering. Kedua amplas tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan tersendiri.

Amplas Basah
Amplas basah adalah amplas yang digunakan untuk mengikis atau meratakan atau menghaluskan benda dengan menggunakan air atau spirtus secara bersamaan. Penggunaan amplas basah tidak menimbulkan debu. Selain itu, amplas tidak lekas kotor dan hasilnya bisa langsung dilihat. Namun, pemakaian amplas basah membuat pekerja harus menyediakan air, tempat kerja jadi becek, amplas tidak tahan lama, pekerjaan lebih lama, dan membutuhkan waktu pengeringan lebih lama.
Amplas Basah / Kering

Amplas Kering
Amplas kering adalah amplas yang digunakan untuk mengikis atau meratakan atau menghaluskan benda atau panel tanpa cairan. Keuntungan menggunakan amplas kering, antara lain: tempat kerja tidak becek, amplas tahan lama, dan pekerjaan lebih cepat selesai. Namun, penggunaan amplas kering menimbulkan suara berisik, menyebabkan debu beterbangan kemana-mana, amplas mudah tertutup kotoran, dan hasilnya tidak bisa langsung dilihat.

Amplas Alami dan Amplas Sintetis

Amplas Alami
Sejak lama amplas alami, seperti batu alam telah dianggap unggul dan umumnya dijual dalam bentuk blok persegi panjang sebagai batu asah. Beberapa amplas alami, antara lain: kalsit (kalsium karbonat), emery (korundum tidak murni), debu berlian, novaculite, batu apung atau batu kambang, rouge, pasir, korundum, garnet, batu pasir, tripoli, bubuk feldspar, staurolite.


Amplas alami: ungkal

Amplas Sintetis
Beberapa mineral amplas alami cukup jarang atau cukup sulit atau mahal untuk diperoleh sehingga industri mulai menggunakan batu sintetis, antara lain: borazon (cubic boron nitride atau CBN), keramik, ceramic aluminium oxide, ceramic iron oxide, korundum (alumina atau aluminium oksida), es kering, serbuk kaca, baja kasar, silicon carbide (carborundum), zirconia alumina, boron carbide, dan slags (terak).

Kotoran yang ada pada amplas alami hasil penambangan membuatnya kurang efektif sehingga amplas sintetis mulai diproduksi seiring perkembangan teknologi. Amplas sintetis umumnya tersedia dalam beraneka ragam bentuk, yakni lembaran (sheet), gulungan (roll), ikat pinggang (belt), cakram, roda (wheel), dan bulat seperti disc.

Amplas Kayu dan Amplas Logam

Berdasarkan fungsinya, amplas dikelompokkan menjadi dua, yakni: amplas kayu dan amplas besi atau amplas logam.

Amplas Kayu
Amplas kayu adalah amplas yang digunakan untuk mengikis atau meratakan atau menghaluskan benda-benda yang berupa bahan kayu. Jenis amplas kayu tidak jauh berbeda dengan amplas besi atau amplas logam. Perbedaannya hanya terletak pada fungsinya.

Amplas Besi atau Amplas Logam
Amplas Serbaguna
Amplas besi adalah amplas yang digunakan untuk mengikis atau meratakan atau menghaluskan benda-benda yang berupa bahan besi atau logam atau kerak-kerak besi. Amplas besi terbuat dari silicon carbide. Pada amplas besi seharusnya terdapat nomor yang berkisar dari angka 1 sampai 300 sebagai penanda tingkat kehalusan dan kekasaran dari amplas tersebut. Semakin besar nomor yang terdapat pada amplas, tingkat kekasaran amplas tersebut semakin rendah. Jadi, angka 1 merupakan amplas kasar dan amplas 300 merupakan amplas super halus.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan jenis angka yang beredar biasanya dimulai dari angka 100 sampai 1000. Kebanyakan toko tidak menjual amplas dengan tingkat kekasaran yang berurutan. Pada umumnya sebuah toko bangunan atau toko cat menjual amplas dengan nomor 100, 200, 300, 400, 600, 800, 1000, dan 1500. Perbedaan ukuran amplas disebabkan oleh penggunaan partikel yang berbeda sesuai dengan kegunaan amplas tersebut.

Friday, August 5, 2016

Amplas Lembaran dan Amplas Gulungan

Amplas berfungsi untuk mengikis atau meratakan atau menghaluskan permukaan benda dengan cara digosok. Jenis-jenis amplas menurut bentuk dan bahannya terdiri dari amplas lembaran dan amplas roll atau amplas gulungan. Amplas lembaran ada yang terbuat dari kertas dan ada pula yang terbuat dari kain dengan fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Amplas gulungan biasanya terbuat dari kain dan merupakan amplas serba guna.

Amplas Kertas
Amplas kertas biasanya digunakan untuk menggosok besi atau untuk menghilangkan karat di besi. Dalam penggunaannya amplas kertas umumnya dibasahi dengan air sehingga kadang-kadang disebut juga amplas air.

Amplas Kain
Pada umumnya amplas kain digunakan untuk mengamplas dinding atau kayu. Dalam penggunaannya amplas kain tidak dibasahi dengan air karena partikel kasarnya mudah rontok.

Amplas Gulungan
Amplas Roll atau Amplas Gulungan
Amplas roll atau amplas gulungan biasanya digunakan untuk menggosok berbagai macam bahan termasuk besi, kayu, dinding, dan lain-lain. Partikel ampas gulungan juga tidak mudah rontok sehingga juga bisa dibasahi dengan air seperti halnya amplas kertas untuk menggosok benda berbahan besi. Namun, jika digunakan untuk menggosok dinding dan benda berbahan kayu, biasanya tidak perlu dibasahi. Karena memiliki banyak kegunaan, amplas gulungan disebut juga sebagai amplas serbaguna atau amplas multiguna.

Nah, setelah Anda paham tentang amplas menurut bentuk dan bahannya, semoga Anda tidak salah beli atau salah menggunakannya. Berbagai macam jenis amplas tersebut dapat dibeli di toko bahan bangunan terdekat. Ampas lembaran biasanya dijual per lembar sedangkan amplas gulungan biasanya dijual meteran.

Cara Memilih Amplas

Faktor yang sangat penting dalam penggunaan amplas adalah memilih nomor grit (tingkat kekasaran amplas) karena hal ini akan mempengaruhi hasil kerja dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin kecil nomor grit, amplas tersebut semakin kasar. Sebaliknya, semakin besar nomor grit, amplas tersebut semakin halus.

Contoh: Pada pekerjaan perbaikan dan penyelesaian bodi otomotif, amplas digunakan untuk menggosok lapisan cat, dempul atau surfacer. Rentang nomor grit amplas yang digunakan untuk otomotif berkisar antara 60 sampai 2000. Jika amplas dengan grit 600 (amplas halus) digunakan untuk mengelupas cat asli, tentu akan terjadi pemborosan waktu dan tenaga. Maka, kita perlu memakai amplas kasar yang ditunjukkan dengan angka grit lebih rendah.

Cara Memilih Amplas
Selanjutnya, untuk memperoleh hasil yang baik, penggantian grit amplas juga harus dilakukan secara bertahap. Dengan demikian, kita dapat mencegah timbulnya goresan pada permukaan benda.

Selain pemilihan grit, pemilihan amplas juga ditentukan oleh bentuk, ukuran, dan sifat benda yang akan diamplas. Contoh: Untuk mengasah pisau, kita bisa menggunakan amplas sintetis berbentuk roda atau amplas batu alam (ungkal) dan tentunya kita akan memilih amplas yang lebih mudah didapatkan dan lebih mudah digunakan.

Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan alasan kesehatan dalam memilih amplas. Amplas bisa digunakan dengan air atau minyak pelumas, seperti spirtus. Ini mungkin berbahaya jika terhirup, bahaya kontak akibat gesekan tertentu juga bisa menghasilkan panas, dan ada potensi bahaya atas bahan yang mudah terbakar.

Thursday, August 4, 2016

Amplas Halus dan Amplas Kasar

Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka grit yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan semakin rapat susunan partikel amplas tersebut. Berdasarkan grit (tingkat kekasarannya), amplas dibedakan menjadi dua, yakni: amplas kasar dan amplas halus.
Grit Amplas
Amplas Grit 60

Amplas Kasar
Amplas yang terlalu keras atau kasar dapat menghapus terlalu banyak bahan atau meninggalkan bekas goresan yang tidak diinginkan. Selain tidak sedap dipandang, pengamplasan yang berlebihan hingga menimbulkan goresan dapat mengikis atau menembus lapisan (seperti cat atau bahan kimia); meningkatkan luas permukaan (memungkinkan reaktivitas kimia yang lebih besar seperti peningkatan karat yang juga dipengaruhi oleh materi yang tertangkap dalam goresan); mengurangi atau menghancurkan kegunaan (seperti dalam kasus menggosok lensa optik atau dapat menumpulkan pisau); menjebak kotoran, air, atau bahan lainnya; meningkatkan gesekan (seperti dalam bantalan permata dan piston).

Amplas Halus

Amplas yang lebih halus atau amplas yang lembut cenderung meninggalkan goresan yang sangat halus sehingga mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang. Namun, amplas halus tidak bisa mengikis permukaan tertentu dan cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mengikis permukaan yang kasar. Selain itu, amplas itu sendiri juga bisa cepat aus karena gesekan dengan benda yang diamplas. Maka, amplas halus cenderung digunakan untuk menggosok logam dan lensa agar terlihat semakin mengkilap.

Cara Membuat Amplas secara Tradisional

Amplas adalah sejenis alat kerja yang terbuat dari kertas atau kain yang telah ditambahkan dengan bahan yang kasar seperti butiran pasir sehingga kadang-kadang disebut juga dengan kertas pasir. Proses pemakaian amplas ini bisa dilakukan secara manual atau dilakukan dengan alat sehingga lebih cepat dan hasilnya lebih maksimal. Amplas berfungsi untuk membuat permukaan benda yang kasar menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan permukaan kasarnya ke permukaan suatu bahan atau benda, baik material yang terbuat dari kayu, besi, dinding, dan sebagainya.

Amplas dibuat dengan proses perlekatan (coated abrasive) dengan menyatukan dua material, yaitu material amplas dan material backing. Material backing yang digunakan merupakan bahan yang fleksibel dan umumnya terbuat dari kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass  sintetis.

Cara Membuat Amplas secara Tradisional
Saat ini pembuatan amplas telah dilakukan di pabrik-pabrik secara otomatis dengan menggunakan mesin. Amplas pun dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko bahan bangunan terdekat, baik berupa amplas anti air (waterproof), amplas duco, atau amplas biasa. Maka dari itu, pastinya tidak banyak (atau malah hampir tidak ada) orang yang mau repot-repot membuat amplas sendiri.

Meskipun demikian, ada kalanya kita perlu membuat amplas sendiri, misalnya untuk menyelesaikan tugas prakarya yang diberikan oleh sekolah. Untuk membuat amplas sendiri, bahan-bahan yang dibutuhkan, antara lain: minyak cat 1 liter, minyak pernis 1 liter, batu apung atau batu kambang secukupnya, dan kertas.

Cara Membuat Amplas secara Tradisional:
  • -       Campurkan minyak cat dengan minyak pernis lalu aduk rata.
  • -       Tumbuk batu apung hingga halus lalu ayak dan ambil tepungnya saja.
  • -       Siapkan kertas. Ini bisa menggunakan kertas apa saja (sembarang kertas) tetapi sebaiknya gunakan kertas yang cukup tebal dan ulet. Jika ada kertas anti air (water proof), ini merupakan pilihan yang paling baik.
  • -       Sapukan campuran minyak cat dan minyak pernis di atas kertas dengan kuas secara tipis merata. Hati-hati! Jangan sampai kertas menjadi terlalu lembek atau lunak dan malah merusak kertas.
  • -       Setelah permukaan kertas rata dengan campuran minyak cat dan minyak pernis, taburkan bubuk batu apung di atasnya secara merata pula.
  • -       Keringkan di bawah terik sinar matahari.
  • -       Setelah benar-benar kering, jadi dech amplas buatan sendiri.
Nah, begitulah cara membuat amplas secara tradisional. Jika menggunakan metode pabrik, tentulah akan sangat repot karena membutuhkan mesin-mesin. Selamat mencoba. 

Wednesday, August 3, 2016

Serba-serbi Amplas

Amplas adalah sejenis alat kerja yang terbuat dari kertas atau kain dengan ditambahi bahan yang kasar seperti butiran pasir. Amplas bermanfaat untuk menggosok permukaan benda yang kasar agar semakin aus oleh gesekan hingga permukaan benda yang digosok menjadi semakin halus.

Menurut bentuk dan bahannya terdapat amplas lembaran dan amplas roll atau amplas gulungan. Amplas lembaran terbuat dari kertas dan ada pula yang terbuat dari kain dengan fungsi yang berbeda-beda. Amplas roll atau amplas gulungan biasanya terbuat dari kain dan merupakan amplas serba guna. Berdasarkan klasifikasi cara produksinya, amplas dibedakan dalam tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhesive.

Amplas Lembaran
Berdasarkan materialnya, amplas dibedakan dalam jenis material belakang dan material partikel amplasnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis amplas, yaitu amplas kertas, amplas kertas tahan air, amplas kain, dan amplas fiberglass. Ditinjau dari material partikel amplasnya, ada amplas yang terbuat dari silicon carbide dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium.

Partikel amplas yang terbuat dari silicon carbide  terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan dan secara konstan memunculkan tepian baru yang tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamplas permukaan benda yang relatif lunak. Sebaliknya, oxidized alumunium merupakan partikel amplas yang sangat kuat dan tahan aus. Oleh karena itu, oxidized alumunium sangat sesuai digunakan untuk mengamplas permukaan yang relatif keras. 

Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel amplas pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka ada jarak yang lebar di antara partikel-partikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel amplas dan mencegah permukaan amplas menjadi tersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk amplas kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel amplas yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk amplas basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.

Amplas telah umum digunakan dalam berbagai jenis industri dan memiliki beragam tingkat kekasaran butiran (grit). Halus dan kasarnya amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum di balik amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Contoh: Amplas kain dinyatakan dengan nomor 0, nomor 1, nomor 1½, nomor 2, nomor 2½, nomor 3, dan seterusnya sedangkan amplas kertas dan amplas gulungan dinyatakan dengan grit  24, 36, 40, 80, 100, 120, 150, 180, 240, 320, 400, 500, 1000, dan seterusnya.